Rabu, 07 Oktober 2015

SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDERA

0 komentar


       Sistem koordinasi adalah suatu pengaturan kerjasama atau urutan kerja organ dan sistem organ. 
Sistem koordinasi meliputi: 
A. Sistem saraf
B. Sistem Indera 
C. Sistem Hormon A.

      Sistem Saraf Sebagai sistem koordinasi, sistem saraf mempunyai fungsi: 
  •  Pengendalian kerja alat-alat tubuh agar bekerja serasi. 
  • Alat komunikasi antara tubuh dengan lingkungan di luar tubuh, yang dilakukan oleh ujung saraf pada indra, dan lingkungan dalam tubuh. 
  • Pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran. Sistem saraf tersusun dari sel-sel saraf atau disebut neuron yang saling berhubungan satu dengan yang lain. 
 Masing-masing neuron terdiri dari. 
        a. Dendrit yang berfungsi untuk menerima rangsang dan meneruskan ke badan sel saraf 
        b. Selubung mielin yang berfungsi untuk pelindung dan pemberi nutrisi pada akson 


      c. Akson berfungsi meneruskan rangsang dari badan sel saraf ke neuron lain 
      d. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat penyampaian rangsang ke neuron. 

       Antara neuron satu dengan neuron satu dengan neuron berikutnya tidak bersambungan secara langsung tetapi membentuk celah yang sangat sempit. Celah antara ujung neurit suatu neuron dengan dendrit neuron lain tersebut dinamakan sinapsis. 

      Pada bagian sinaps inilah suatu zat kimia yang disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin) menyeberang untuk membawa impuls dari ujung neurit suatu neuron ke dendrit neuron berikutnya.

      Berdasarkan bentuk dan fungsinya neuron dibedakan menjadi tiga macam yaitu: 
         a. Neuron sensorik 
            Neuron sensorik adalah neuron yang membawa impuls dari reseptor (indera) ke pusat susunan saraf  (otak dan sumsum tulang belakang). 
         b. Neuron motorik 
            Neuron motorik adalah neuron yang membawa impuls dari pusat susunan saraf ke efektor (otot dan  kelenjar). 
        c. Neuron konektor 
            Neuron konektor adalah neuron yang membawa impuls dari neuron sensorik ke neuron motorik. 

Penggolongan sistem Saraf Sistem saraf dibedakan menjadi 2 yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. 1. Sistem Saraf Pusat 
   a. Otak - Otak Besar - Otak Kecil - Sumsum lanjutan
   b. Sumsum Tulang Belakang 
2. Saraf Tepi 
  a. Saraf Somatik - 12 pasang saraf otak (saraf kranial) - 31 pasang saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal) 
  b. Saraf Otonom - saraf simpatik - saraf parasimpatik 

1. SISTEM SARAF PUSAT 
        Otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh selaput yang disebut meninges. Meninges terdiri dari 3 lapisan yaitu durameter, arakhnoid dan piameter.Durameter merupakan lapisan paling luar yang melekat pada tulang. Arakhnoid merupakan lapisan tengah. Piameter merupakan lapisan paling dalam dan paling tipis yang melekat pada otak dan sumsum. Diantara piameter dan arakhnoid terdapat ruang yang berisi cairan serebrospinal. Cairan ini berfungsi sebagai pelindung karena bersifat memendam benturan. 

 a. OTAK 
       Otak merupakan pusat koordinasi utama, terletak di rongga kepala dan dilindungi oleh tempurung kepala. 

Otak dibagi menjadi 3 bagian yaitu: 
Otak Besar (Cerebrum) 
        Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan yang disadari misalnya berpikir, mengingat, berbicara, melihat, dan bergerak. Otak besar terdiri dari belahan kiri dan kanan dimana belahan kiri mengatur tubuh sebelah kanan dan belahan kanan mengatur tubuh sebelah kiri. 
            Otak besar terdiri atas dua lapis yaitu korteks (lapisan luar) dan medula (lapisan dalam). Lapisan luar tipis dan berwarna kelabu karena terdapat banyak badan sel saraf. Permukaan bawah korteks berlipat-lipat sehingga permukaannya menjadi luas. Lapisan luar merupakan pusat berbagai kegiatan antara lain penglihatan, kesadaran, penciuman, pendengaran, dan pusat kecerdasan. Lapisan dalam tebal dan berwarna putih serta banyak mengandung serabut saraf. 
          Otak besar dibedakan menjadi 3 daerah atau area yaitu area sensorik, area motorik dan area asosiasi. Area sensorik berkaitan dengan penerimaan rangsang dari reseptor yang terletak di indera. Area motorik berperan menanggapi rangsang yang sampai ke otak melalui perintah yang dikirim ke efektor. Area asosiasi menghubungkan area sensorik dan area motorik, berperan penting dalam proses belajar, berpikir, membuat keputusan, menyimpan ingatan dan yang berkaitan dengan belajar bahasa. 

          Bagian belakang otak besar (lobus oksipitalis) berperan dalam penglihatan, apabila bagian ini rusak maka penderita akan mengalami kebutaan meskipun matanya normal. Bagian samping (lobus temporalis) yang terletak di atas telinga berperan sebagai pusat pendengaran. Bagian depan (lobus frontalis) berfungsi sebagai pusat pembau dan pengendalian otot. Otak Kecil (Cerebellum) Otak kecil terletak di bawah otak besar dan terbagi menjadi dua belahan yaitu belahan kanan dan kiri yang dihubungkan oleh jembatan varol. Otak kecil berfungsi sebagai pusat pengatur koordinasi tubuh dan koordinasi kerja otot ketika bergerak. 

b. Sumsum lanjutan (medulla oblongata) 
        Merupakan penghubung otak dengan sumsum tulang belakang. Berperan mengatur denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, ssekresi kelenjar pencernaan, menelan, batuk, bersin, sendawa, dan muntah 

2. SUMSUNG TULANG BELAKANG (medulla spinalis) 

        Sumsum tulang belakang merupakan lanjutan dari sumsum lanjutan sampai tulang belakang pinggang kedua. Jika sumsum tulang belakang dipotong secara melintang akan tampak pola seperti huruf H. Bagian seperti huruf H ini mempunyai 2 sayap, yaitu sayap ventral (mengarah ke perut) dan sayap dorsal (mengarah ke punggung). Sayap ventral mengandung badan sel saraf motorik sedangkan sayap darsal mengandung badan sel saraf sensorik. Sumsum tulang belakang berperan dalam terjadinya gerak refleks. 

3. SISTEM SARAF TEPI 
          Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh. Sistem saraf tepi dibedakan dua yaitu: 


 a. Sistem Saraf Somatik 
         Terdiri atas 12 pasang saraf otak (saraf kranial) dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal). 
 b. Sistem Saraf Otonom 
        Disebut juga sistem saraf tak sadar karena bekerja tanpa dipengaruhi oleh kesadaran. Dibedakan menjadi 2 macam yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Kedua macam sistem saraf tersebut mempunyai efektor sama tetapi bekerja secara antagonis (berlawanan) 

GERAKAN 
        Gerak berdasarkan pusatnya dibedakan menjadi 2 yaitu gerak sadar dan gerak tak sadar (gerak refleks). 
1. Gerak Sadar 
         Adalah gerak yang disadari. Gerak ini berpusaat pada otak. Urutan terjadinya gerakan: Rangsang akan diterima oleh reseptor. Reseptor mengirimkan pesan ke saraf sensorik untuk disampaikan ke otak untuk kemudian diolah dan hasilnya akan dikirim ke saraf motorik untuk memberikan tanggapan kepada efektor. Contoh gerak sadar: Apabila kita haus kemudian mengambil, Apabila kita mendengar telepon berdering kemudian mengangkat dan berbicara di telepon. 
2. Gerak Tak Sadar (Gerak Refleks) 
         Adalah gerak yang terjadi sangat cepat untuk menghindari dari rangsang yang membahayakan. Gerak ini berpusat pada sumsum tulang belakang. Urutan terjadinya gerakan: Rangsang akan diterima oleh reseptor. Reseptor mengirimkan pesan ke saraf sensorik untuk disampaikan ke sumsum tulang belakang untuk kemudian diolah dan hasilnya akan dikirim ke saraf motorik untuk memberikan tanggapan kepada efektor. Contoh: Jika kaki kita tertusuk duri maka dengan cepat kita akan mengangkat kaki kita, Jika kita terkena api maka kita dengan cepat akan menjauhkan bagian tubuh yang terkena api. 

B. SISTEM INDERA 
           Alat indera merupakan organ yang peka terhadap rangsang tertentu. Alat indera manusia meliputi: 
a. Indera penglihat yaitu mata 
b. Indera pendengar yaitu telinga 
c. Indera peraba yaitu kulit 
d. Indera perasa yaitu lidah 
e. Indera pembau yaitu hidung 

a. Mata 
          Merupakan organ yang peka terhadap rangsang cahaya. Mata dilindungi oleh kelopak mata, alis, bulu mata, dan kelenjar air mata. 


          Dinding bola mata terdiri dari 3 lapis yaitu sklera (lapisan pertama), koroidea (lapisan kedua) dan retina (lapisan ketiga). Sklera Merupakan lapisan terluar, keras, berwarna putih. Bagian depan lapisan ini menonjol dan transparan disebut kornea. Koroidea Disebut juga selaput darah karena pada lapisan ini banyak terdapat pembuluh darah, kecuali bagian depan. 
           Bagian depan lapisan ini sedikit terbuka disebut pupil. Pupil terletak tepat dibelakang kornea bagian tengah. Pupil dapat mengalami perubahan ukuran tergantung pada intensitas cahaya yang masuk. Jika cahaya yang masuk banyak maka pupil akan menyempit sedangkan jika cahaya yang masuk sedikit maka pupil akan melebar. Sel-sel lapisaan koroida di sekitar pupil mengandung pigmen yang menyebabkan mata berwarna hitam, coklat, biru, atau hijau. Daerah ini disebut iris. 
          Di belakang pupil terdapat lensa mata yang berbentuk bikonveks. Lensa ini akan mencembung jika melihat benda yang jaraknya dekat dan akan memipih jika melihat benda yang jaraknya jauh. Kemampuan lensa mata untuk mencembung dan memipih ini disebut dengan daya akomodasi. Di antara lensa dan kornea terdapat cairan encer yang disebut aqueous humor. Bola mata berisi cairan kental yang disebut vitreous humor. Retina Retina juga disebut dengan selaput jala. Lapisan ini sangat lunak dan sangat kompleks. 
         Retina mengandung reseptor yang peka terhadap reseptor cahaya (fotoreseptor) yaitu sel batang (basilus) dan sel kerucut (konus). Sel batang berfungsi pada keadaan cahaya suram sedangkan sel kerucut berfungsi pada keadaan terang dan dapat membedakan warna. Bagian retina yang tidak mempunyai sel batang dan sel kerucut disebut bintik buta. Agar kita dapat melihat bayangan benda harus jatuh tepat pada bintik kuning yaitu bagian retina yang paling peka. Syarat dapat melihat benda: - Ada cahaya yang mengenai benda - Mata sehat 9tidak ada gangguan) - Saraf pembawa rangsang bekerja dengan baik - Otak besar untuk pengolahan rangsang bekerja dengan baik Proses melihat benda: Diawali dari cahaya yang dipantulkan benda masuk melalui kornea, pupil, lensa mata dan akhirnya diterima oleh retina. Di retina rangsang cahaya diterima oleh saraf mata kemudian disampaikan ke pusat saraf untuk diterjemahkan sehingga kita dapat melihat benda. 

b.Telinga Terdiri atas 3 bagian yaitu bagian luar, bagian tengah, dan bagian dalam. 


Bagian luar

         Terdiri atas daun telinga, liang telinga, dan membran timpani (gendang telinga). Gendang telinga memisahkan telinga bagian luar dan telinga bagian tengah.

Bagian tengah

          Terdiri atas tulang martil (malleus), tulang landasan (incus) dan tulang sanggurdi (stapes). Ketiga tulang ini membentuk rangkaian melintang dan bersatu dengan membran timpani. Telinga bagian tengah dihubungkan dengan rongga mulut oleh saluran eustachius yang berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara.

Bagian dalam

           Terdiri atas rumah siput (koklea) dan tiga saluran setengah lingkaran (kanalis semisirkularis). Rumah siput berperan dalam penerimaan suara sedangkan tiga saluran setengah lingkaran berfungsi sebagai alat keseimbangan.



Proses mendengar

            Bunyi yang dapat kita dengar adalah yang memiliki frekuensi 20 – 20.000Hz.
Gelombang bunyi akan ditangkap dan dikumpulkan oleh daun telinga kemudian masuk melalui saluran telinga dan menggetarkan gendang telinga. Getaran pada gendang telinga kemudian diteruskan oleh tulang-tulang pendengaran (tulang martil, landasan dan sanggurdi) ke tingkap jorong kemudian masuk ke rumah siput dan menggetarkan cairan limfa. Getaran cairan limfa akan merangsang saraf pendengaran untuk menyampaikannya ke otak sehingga kita dapat mendengar.


c. Kulit

    Kulit berfungsi sebagai alat indera karena memiliki ujung saraf peraba yang terdiri dari 5 macam reseptor khusus yaitu tekanan, sentuhan, sakit, panas, dan dingin.

Reseptor tekanan

           Merupakan reseptor yang paling besar, terletak di bagian dermis yang jauh dari ,kulit.

Reseptor sentuhan

         Terletak di bagian epidermis lebih dekat dengan permukaan jika dibandingkan dengan reseptor lain. Peka terhadap rangsang yang sangat lembut.

Reseptor rasa sakit (nyeri)

          Terdapat di organ tubuh bagian dalam. Hal ini memberi tahu kita akan adanya sesuatu yang tidak beres pada tubuh kita.

Reseptor dingin dan panas

             Peka terhadap perubahan suhu lingkungan

d. Lidah
 



Lidah peka terhadap rangsang rasa karena mengandung banyak kuncup pengecap yang terletak di celah-celah papila. Kuncup pengecap sangat peka terhadap rangsang rasa karena terdiri atas sekumpulan reseptor. Ada 4 macam kuncup pengecap di lidah yaitu ujung lidah peka terhadap rasa manis dan asin, tepi lidah bagian belakang peka terhadap rasa masam dan bagian pangkal lidah peka terhadap rasa pahit.


e. Hidung




         Hidung memiliki reseptor yang peka terhadap rangsang zat kimia. Pada rongga hidung bagian atas terdapat ujung-ujung cabang saraf dari saraf kranial yaitu saraf pembau (olfaktori). Di rongga hidung juga terdapat sel-sel pembau yang dilengkapi dengan rambut-rambut halus dan dilapisi selaput lendir sebagai pelembab. Pada saat kita menarik napas dan udara masuk ke dalam hidung, zat kimia yang yang terdapat di dalam udara akan larut dalam selaput lendir. Hal ini merangsang rambut-rambut halus sel pembau. Rangsangan tersebut akan diteruskan oleh saraf pembau ke otak besar. Otak akan mengolah rangsang itu dan mempersepsikan bau dari gas yang terhirup.



C. SISTEM HORMON

          Hormon merupakan senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu. Disebut kelenjar buntu karena tidak memiliki saluran tersendiri. Hormon yang dihasilkan akan beredar mengikuti aliran darah. Hormon diproduksi mengikuti mekanisme umpan balik artinya kelebihan atau kekurangan hormon tertentu akan mempengaruhi produksi hormon yang lain.

          Perbedaan sistem saraf dan sistem hormon

a. Sistem saraf

  - Sinyal yang dibawa berupa impuls saraf

  - Impuls saraf berjalan cepat karena dihantarkan melalui serabut saraf

  - Organ target biasanya khusus, misal jika kaki terkena paku, impuls khusus dari kaki kembali lagi ke kaki

  - Tanggapan organ target berlangsung cepat

b. Sistem Hormon

  - Sinyal yang dibawa berupa cairan hormon

  - Impuls saraf berjalan lambat karena dihantarkan melalui sistem peredaran darah

  - Organ target ada yang khusus, ada pula yang umum.

  - Tanggapan organ target ada yang cepat ada yang lambat.


Kelenjar endokrin

1. Hipotalamus

           Mempunyai sel-sel khusus untuk memproduksi neurohormon. Neurohormon adalah hormon pelepas yang dihasilkan dan diangkut menuju hipofisis. Jika hormon itu sampai di hipofisis, hipofisis akan melepaskan hormon yang sesuai.

           Macam hormon yang disekresikan oleh hipotalamus:

     a.    TRF (Tirotrofik Stimulating Hormone) berfungsi untuk merangsang hipofisis untuk mensekresikan hormon TSH (Tirotrofik Stimulating Hormone).

     b.    GnRF (gonadotrofin Releasing Factor) berfungsi merangsang hipofisis untuk mensekresikan LH (Luteinizing Hormone) dan FSH (Folicle Stimulating Hormone).

     c.    CRF (Corticotropin Releasing Factor) berfungsi merangsang hipofisis agar mensekresikan Adreno Corticotropic hormone

     d.    GRF (Growth Hormone Releasing Factor) berfungsi merangsang pengeluaran hormon tumbuh (STH)

Tidak semua hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus adalah faktor pelepas ada juga yang berfungsi sebagai penghambat.

Hipotalamus juga menghasilkan hormon yang bukan pelepas yaitu vasopresin (mempengaruhi pengeluaran air pada urin) dan oksitosin (mempengaruhi kontraksi uterus).



2. Hipofisis atau Pituitari

         Terletak di dasar otak besar. Dibagi menjadi 3 lobus yaitu: bagian anterior, tengah dan posterior. Kelenjar Hipofisis disebut dengan master of glands karena sekresinya digunakan untuk mengontrol kegiatan kelenjar endokrin lain.

                a.    Hipofisis bagian depan

Somatotrophic Hormone (STH) 
        berfungsi mengendalikan pertumbuhan tubuh. Kelebihan hormon ini mengakibatkan pertumbuhan raksasa dan kekurangan dapat mengakibatkan kekerdilan

Tirotrophic Hormone (TH) atau Hormon Perangsang tiroid 
          berfungsi untuk mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroksin.

Adrenocorticotropic Hormone (ACTH) 
          berfungsi mengendalikan kegiatan kelenjar adrenal dalam menghasilkan hormon glukokortikoid.

Folicle Stimulating Hormone (FSH) 
        berperan dalam perkembangan ovarium yang berpengaruh pada pemasakan folikel (calon pembentuk gamet) sedangkan pada pria mengatur perkembangan testis dan spermatogenesis.

Luteinizing Hormone (LH) 
        mempengaruhi terjadinya ovulasi dan membentuk korpus luteum. Sedangkan pada pria mengatur sekresi dari hormon testosteron dan aldosteron pada testis.

Hormon Prolaktin (PH) 
         berfungsi mempengaruhi pertumbuhan kelenjar air susu dan memelihara korpus luteum serta mengatur produksi hormon progesteron yang dikeluarkan korpus luteum.

Melanosit Stimulating Hormone(MSH)
         berperan dalam mensintesis melanin (pigmen warna kulit)

Antidiuretik Hormone (ADH) 
        Berfungsi untuk mencegah pengeluaran urin terlalu banyak, menimbulkan kontraksi otot uterus, kantong kemih, kantong empedu, dan menyempitkan pembuluh darah.

Oksitosin 
      Berfungsi mempengaruhi pengeluaran air susu, kontraksi uterus pada saat melahirkan, membantu transpor sperma. 


     b.    Hipofisis bagian tengah

          Bagian tengah hanya berperan pada saat bayi yaitu menghasilkan hormon MSH.

      c.    Hipofisis bagian belakang

          Menghasilkan ADH dan Oksitosin



3. Kelenjar tiroid

          Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok terdiri atas dua buah lobus yang terletak di sebelah kanan dan kiri trakhea. Kelenjar tiroid menghasilkan sebuah hormon yaitu tiroksin yang berfungsi mengatur reaksi metabolisme karbohidrat, mengatur penggunaan oksigen, dan karbondioksida serta mempengaruhi perkembangan tubuh dan mental. Kekurangan hormon tiroksin pada anak-anak menyebabkan terjadinya kretinisme sedangkan pada orang dewasa menyebabkan mixudema yaitu proses metabolisme menurun berat tubuh bertambah, gerakan lamban, berpikir dan berbicara lamban. Sedangkan kelebihan hormon tiroksin pada anak-anak menyebabkan terjadinya gigantisme yaitu pertumbuhan raksasa sedangkan pada orang dewasa menyebabkan penyakit basedow ditandai dengan mudah gugup, denyut nadi bertambah, mata lebar, nadi dan nafas cepat serta tidak teratur.



4. Kelenjar Anak Gondok (Paratiroid)

        Di setiap sisi kelenjar tiroid terdapat dua kelenjar kecil yaitu kelenjar anak gonndok (paratiroid). Kelenjar ini menghasilkan hormon paratiroid yang berfungsi mengatur kandungan ion fosfat (PO4) dan ion kalsium (Ca) dalam darah dan tulang. Kerja hormon ini dibantu oleh vitamin D. Kekurangan hormon ini menyebabkan tetani yaitu gejala kejang pada tangan dan kaki, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan. Apabila kelenjar ini bekerja terlalu berlebihan akan mengakibatkan kalsium dan fosfor dalam tulang dikeluarkan yang menyebabkan tulang medah patah dan di dalam urin banyak mengandung kapur dan fosfor.



5. Kelenjar Anak Ginjal (adrenal)

        Kelenjar anak ginjal terletak kutub sebelah atas setiap ginjal. Kelenjar ini menghasilkan hormon adrenalin yang berfungsi untuk mengubah gula otot (glikogen) menjadi gula darah (glukosa).



6. Pankreas

        Pada setiap pankreas terdapat kelompok sel yang dikenal senbagai pulau Langerhans. Pulau Langerhans ini berfungsi sebagai endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon insulin membantu mengubah gula menjadi glikogen pada hati dan otot lurik. Kekurangan hormon ini mengakibatkan gula darah tidak dapat diubah menjadi glikogen sehingga menyebabkan penyakit kencing manis (diabetes mellitus)



7. Ovarium

          Berbentuk biji terletak disebelah kanan dan kiri uterus. Hormon yang dihasilkan oleh ovarium yaitu: Estrogen yang berfungsi untuk merrangsang ciri kelamin sekunder pada wanita, Progesteron berfungsi untuk memelihara kehamilan, perkembangan dan pertumbuhan kelenjar air susu.



8. Testis

        Menghasilkan hormon testosteron yang berfungsi untuk mempengaruhi perkembangan ciri kelamin sekunder pada pria.



KELAINAN DAN PENYAKIT PADA ALAT INDERA



        Astigmatisme yaitu kelainan pada mata yang menyebabkan penglihatan menjadi kabur. Hal ini disebabkan penderita tidak mampu melihat garis horizontal dan vertikal secara bersama-sama. Mata tidak mampu memfokuskan pandangan karena kornea mata tidak berbentuk bola. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kacamata silindris.

Miopi (rabun jauh) 
          adalah kelainan pada mata yang ditandai mata tidak dapat melihat benda yang jauh. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kaca mata berlensaa cekung (negatif).

Presbiopi (rabun dekat dan jauh)
         adalah kelainan yang ditandai dengan mata tidak dapat melihat dekat dan jauh. Hal ini terjadi karena daya akomodasi mata telah berkurang. Dapat diatasi dengan memakai lensa rangkap (cembung dan cekung).

Rabun Senja 
         adalah kelainan pada mata dimana penderita tidak dapat melihat benda pada saat senja atau malam hari. Penyakit ini disebabkan karena kekurangan vitamin A.

Katarak  
        merupakan kelainan pada lensa mata. Lensaa mata menjadi kabur dan keruh sehingga cahaya yang masuk tidak dapat sampai retina. Katarak dapat diatasi dengan tindakan operasi.



Sumber:

Purwanto, Budi dan Arinto nugroho. 2008. Eksplorasi Ilmu Alam 3. Platinum :Solo
 



0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

FANS BOX